Posisi Indonesia sebagai negara pengimpor
terbesar sapi Australia masih belum tergoyahkan hingga saat ini. Bahkan,
sepanjang tahun 2014 Indonesia mencatat meningkatkan impor sapi
Australia sebesar 63 persen dibanding tahun 2013.
Data ekspor yang dirilis Meat and Livestock Australia (MLA) dan diterima ABC pekan ini menunjukkan, sepanjang 2014 Indonesia mendatangkan sapi Australia sebanyak 730.257 ekor.
Kuatnya permintaan Indonesia ini sekaligus menjadi pendorong utama
peningkatan ekspor sapi Australia 33 persen sepanjang 2014. Jumlahnya
mencapai 1,29 juta ekor.
Posisi Indonesia sebagai pengimpor terbesar sapi Australia berada
jauh di atas Vietnam yang tahun 2014 lalu mendatangkan 181.542 ekor.
Posisi Vietnam ini oleh kalangan eksportir di Australia dipandang
sebagai fenomena, mengingat tahun 2013 negara itu hanya mengimpor 67
ribu ekor.
Menurut Alison Penfold dari Dewan Eksportir Ternak Australia, Vietnam
menjadi pasar yang semakin istimewa bagi peternak Australia.
Namun ia mengingatkan dengan makin besarnya permintaan impor secara
online, ada tekanan bagi industri untuk memastikan pasokan ternak tidak
melebihi jumlah yang diizinkan.
Posisi ketiga ditempati China dengan 117.906 ekor, Israel sebanyak 78.181 ekor, dan Malaysia sebanyak 53.004 ekor.
"Ada laporan mengenai pasokan berlebih, dan hal ini telah kami diskusikan bersama kalangan eksportir," kata Penfold.
"Kami tidak ingin merusak potensi pasar Vietnam tersebut," ujarnya.
Sementara ekspor ke China pada umumnya didominasi oleh jenis sapi
perah bukan sapi pedaging. Australia hingga kini masih menunggu
persetujuan protokol ekspor sapi pedaging dengan China.
Jumlah ekspor sapi tahun 2014 ini, menurut data Biro Statistik
Australia, bernilai total 1,23 miliar dollar AS atau sekitar Rp 15
triliun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar